Selain membidik status sebagai penguasa Eropa, mustahil dibantah bahwa daya tarik lain dari kancah Liga Champions bagi para partisipan adalah hadiah uangnya yang amat menggiurkan.
Tetapi, tahukah Anda bahwa kesuksesan menjadi raja di lapangan hijau dalam kejuaraan terelite level klub Benua Biru ini tak otomatis menjamin tim tersebut akan bertahta pula di level finansial?
Contoh mudah dapat dilihat pada musim lalu. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis UEFA pada Agustus 2011, Manchester United yang harus mengakui kedigdayaan Barcelona di partai final ternyata malah tercatat sebagai pengeruk keuntungan terbesar.
Klub Inggris beralias The Red Devils itu memperoleh pendapatan total €53,197 juta, sedangkan sang kampiun Los Blaugrana ‘cuma’ kebagian €51,025 juta.
Mundur ke musim 2009/10, Inter Milan yang keluar sebagai jawara usai menundukkan Bayern Muenchen di Santiago Bernabeu memang memuncaki juga daftar klub dengan pemasukan tertinggi (€48,759 juta), tapi posisi di bawah Il Biscione justru ditempati United (€45,811 juta), yang langkahnya terhenti di fase perempat-final.
The Bavarians, finalis yang dalam perjalanannya menjegal laskar pimpinan Sir Alex Ferguson di delapan besar, harus puas mengisi slot ketiga dengan pendapatan €44,862 juta.
Mengapa demikian? Well, UEFA selaku penyelenggara kompetisi memang menghargai upaya setiap tim peserta dengan hadiah uang sesuai dengan performa masing-masing.
Seluruh kontestan di fase grup otomatis menerima bonus partisipasi €3,9 juta plus jatah uang tampil setotal €3,3 juta (550 ribu per laga fase grup). Setiap kemenangan di babak ini sama artinya dengan tambahan penghasilan €800 ribu, sementara hasil seri setara €400 ribu.
Tim-tim yang mampu lolos ke first knock-out round (16 besar) memperoleh masing-masing €3 juta, perempat-final €3,3 juta, dan semi-final €4,2 juta, sedangkan tim yang sanggup menembus laga puncak tapi berakhir sebagai runner-up bakal membawa pulang €5,6 juta, dan €9 juta berhak digondol sang pemenang bersama trofi La Orejona tentunya.
Nah, kalau angka-angka di atas diberikan secara adil tergantung hasil pertandingan yang dibukukan setiap tim, lain halnya dengan pembagian fulus dari market pool. Inilah yang terpenting dan paling membedakan jatah yang diterima klub di akhir musim. Simak tabel berikut.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa penghasilan total United terdongkrak porsi market poolmereka. Sementara Chelsea muncul sebagai tim dengan bagian market pool terbesar sehingga bisa melejit ke urutan ketiga meski terdepak di delapan besar UCL 2010/11.
Lantas, apa sih yang disebut market pool dan kenapa pembagiannya tidak merata bahkan terkesan jomplang? Market pool adalah alokasi dana dari UEFA yang dibagikan kepada semua partisipan Liga Champions.
Perbedaan jatah pembagian ditentukan beberapa faktor, di antaranya terutama kontribusi nilai kontrak televisi liga domestik tim bersangkutan dalam pemasaran hak siar televisi dan hak komersial Liga Champions, posisi tim tersebut di liga domestik pada musim sebelumnya, serta sejauh mana laju mereka di Liga Champions musim terkini.
Dengan demikian, jadi terasa wajar apabila klub-klub anggota liga utama Eropa memperoleh bagian lebih besar ketimbang utusan liga minor semacam Liga Ukraina (Shakhtar Donetsk, di UCL lolos hingga perempat-final) dan Liga Denmark (FC Copenhagen, 16 besar).
Dua klub yang disebut terakhir ini bahkan harus rela kebagian jatah lebih kecil dibanding beberapa tim yang gagal melangkah ke babak knock-out. Pemasukan total mereka pun kalahgede daripada Panathinaikos. (Lihat tabel 2)
Logikanya, laga yang melibatkan wakil dari liga-liga ternama pasti lebih laku dijual hak siar televisi dan hak komersialnya sekaligus menambah pula pendapatan UEFA sebagai pemegang kewenangan tunggal dalam memasarkan Liga Champions.
Chelsea sendiri melahap porsi "kue" terbesar berkat status mereka sebagai juara bertahan Liga Primer, liga berdaya jual paling tinggi, plus fakta sepasang duel perempat-final UCL versus United menyedot banyak perhatian.
Ya, selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, besarnya animo penonton yang kadang sulit diterka pun turut mempengaruhi market pool. Ini sekaligus menjelaskan kenapa Schalke 04 (runner-up Bundesliga) bisa unggul tipis dari Bayern Muenchen yang berstatus Deutscher Meister 2009/10.
Perjalanan Die Koenigsblauen membuat kejutan lolos ke empat besar ternyata amat mengundang atensi pemirsa layar kaca, khususnya saat mereka menjungkalkan Inter Milan di perempat-final dan ketika dibekuk United di semi-final.
Jatah market pool Schalke bahkan lebih tinggi dari Real Madrid meskipun Los Blancos bersua Barcelona yang menyingkirkan mereka dalam bentrokan sengit el clasico di semi-final.
Lalu, untuk musim 2011/12 yang sebentar lagi akan menggelar kick-off babak 16 besar, apakah klub yang mengangkat trofi di Allianz Arena pada 19 Mei mendatang bakal mengeruk keuntungan terbesar juga seperti Inter dua tahun silam? Atau justru mesti rela menerima penghasilan lebih kecil seperti Barca musim kemarin?
Well, seperti telah dijabarkan di atas, besaran pendapatan satu tim di kancah Liga Champions tak selalu selaras dengan kesuksesan di lapangan, dan satu yang paling pokok lantaran adanya pembagian porsi market pool. Kita nantikan saja. (goal)
Tetapi, tahukah Anda bahwa kesuksesan menjadi raja di lapangan hijau dalam kejuaraan terelite level klub Benua Biru ini tak otomatis menjamin tim tersebut akan bertahta pula di level finansial?
Contoh mudah dapat dilihat pada musim lalu. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis UEFA pada Agustus 2011, Manchester United yang harus mengakui kedigdayaan Barcelona di partai final ternyata malah tercatat sebagai pengeruk keuntungan terbesar.
Klub Inggris beralias The Red Devils itu memperoleh pendapatan total €53,197 juta, sedangkan sang kampiun Los Blaugrana ‘cuma’ kebagian €51,025 juta.
Mundur ke musim 2009/10, Inter Milan yang keluar sebagai jawara usai menundukkan Bayern Muenchen di Santiago Bernabeu memang memuncaki juga daftar klub dengan pemasukan tertinggi (€48,759 juta), tapi posisi di bawah Il Biscione justru ditempati United (€45,811 juta), yang langkahnya terhenti di fase perempat-final.
The Bavarians, finalis yang dalam perjalanannya menjegal laskar pimpinan Sir Alex Ferguson di delapan besar, harus puas mengisi slot ketiga dengan pendapatan €44,862 juta.
Mengapa demikian? Well, UEFA selaku penyelenggara kompetisi memang menghargai upaya setiap tim peserta dengan hadiah uang sesuai dengan performa masing-masing.
Seluruh kontestan di fase grup otomatis menerima bonus partisipasi €3,9 juta plus jatah uang tampil setotal €3,3 juta (550 ribu per laga fase grup). Setiap kemenangan di babak ini sama artinya dengan tambahan penghasilan €800 ribu, sementara hasil seri setara €400 ribu.
Tim-tim yang mampu lolos ke first knock-out round (16 besar) memperoleh masing-masing €3 juta, perempat-final €3,3 juta, dan semi-final €4,2 juta, sedangkan tim yang sanggup menembus laga puncak tapi berakhir sebagai runner-up bakal membawa pulang €5,6 juta, dan €9 juta berhak digondol sang pemenang bersama trofi La Orejona tentunya.
Nah, kalau angka-angka di atas diberikan secara adil tergantung hasil pertandingan yang dibukukan setiap tim, lain halnya dengan pembagian fulus dari market pool. Inilah yang terpenting dan paling membedakan jatah yang diterima klub di akhir musim. Simak tabel berikut.
Tabel 1
PENDAPATAN KLUB DI LIGA CHAMPIONS 2010/11 - Tim-tim yang lolos ke fase knock-out - |
KLUB | FASE GRUP | FASE KNOCK-OUT | MARKET POOL | TOTAL |
Manchester United | €11,2 juta | €16,1 juta | €25,89 juta | €53,19 juta |
Barcelona | €11,2 juta | €19,5 juta | €20,32 juta | €51,02 juta |
Chelsea | €11,2 juta | € 6,3 juta | €27,02 juta | €44,52 juta |
Schalke | €10,8 juta | €10,5 juta | €18,45 juta | €39,75 juta |
Real Madrid | €11,6 juta | €10,5 juta | €17,18 juta | €39,28 juta |
Inter | €10,0 juta | € 6,3 juta | €21,68 juta | €37,98 juta |
Bayern Muenchen | €11,2 juta | € 3,0 juta | €18,36 juta | €32,56 juta |
Tottenham | €10,4 juta | € 6,3 juta | €14,43 juta | €31,13 juta |
Roma | €10,0 juta | € 3,0 juta | €17,08 juta | €30,08 juta |
Arsenal | €10,4 juta | € 3,0 juta | €16,58 juta | €29,98 juta |
AC Milan | € 9,6 juta | € 3,0 juta | €13,19 juta | €25,79 juta |
Marseille | €10,4 juta | € 3,0 juta | €11,68 juta | €25,08 juta |
Valencia | €10,4 juta | € 3,0 juta | €10,65 juta | €24,05 juta |
Lyon | €10,0 juta | € 3,0 juta | € 9,65 juta | €22,65 juta |
Shakhtar Donetsk | €11,2 juta | € 6,3 juta | € 3,78 juta | €21,28 juta |
FC Copenhagen | €10,0 juta | € 3,0 juta | € 8,24 juta | €21,24 juta |
Dari data di atas dapat dilihat bahwa penghasilan total United terdongkrak porsi market poolmereka. Sementara Chelsea muncul sebagai tim dengan bagian market pool terbesar sehingga bisa melejit ke urutan ketiga meski terdepak di delapan besar UCL 2010/11.
Lantas, apa sih yang disebut market pool dan kenapa pembagiannya tidak merata bahkan terkesan jomplang? Market pool adalah alokasi dana dari UEFA yang dibagikan kepada semua partisipan Liga Champions.
Perbedaan jatah pembagian ditentukan beberapa faktor, di antaranya terutama kontribusi nilai kontrak televisi liga domestik tim bersangkutan dalam pemasaran hak siar televisi dan hak komersial Liga Champions, posisi tim tersebut di liga domestik pada musim sebelumnya, serta sejauh mana laju mereka di Liga Champions musim terkini.
Dengan demikian, jadi terasa wajar apabila klub-klub anggota liga utama Eropa memperoleh bagian lebih besar ketimbang utusan liga minor semacam Liga Ukraina (Shakhtar Donetsk, di UCL lolos hingga perempat-final) dan Liga Denmark (FC Copenhagen, 16 besar).
Dua klub yang disebut terakhir ini bahkan harus rela kebagian jatah lebih kecil dibanding beberapa tim yang gagal melangkah ke babak knock-out. Pemasukan total mereka pun kalahgede daripada Panathinaikos. (Lihat tabel 2)
Logikanya, laga yang melibatkan wakil dari liga-liga ternama pasti lebih laku dijual hak siar televisi dan hak komersialnya sekaligus menambah pula pendapatan UEFA sebagai pemegang kewenangan tunggal dalam memasarkan Liga Champions.
Chelsea sendiri melahap porsi "kue" terbesar berkat status mereka sebagai juara bertahan Liga Primer, liga berdaya jual paling tinggi, plus fakta sepasang duel perempat-final UCL versus United menyedot banyak perhatian.
Ya, selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, besarnya animo penonton yang kadang sulit diterka pun turut mempengaruhi market pool. Ini sekaligus menjelaskan kenapa Schalke 04 (runner-up Bundesliga) bisa unggul tipis dari Bayern Muenchen yang berstatus Deutscher Meister 2009/10.
Perjalanan Die Koenigsblauen membuat kejutan lolos ke empat besar ternyata amat mengundang atensi pemirsa layar kaca, khususnya saat mereka menjungkalkan Inter Milan di perempat-final dan ketika dibekuk United di semi-final.
Jatah market pool Schalke bahkan lebih tinggi dari Real Madrid meskipun Los Blancos bersua Barcelona yang menyingkirkan mereka dalam bentrokan sengit el clasico di semi-final.
Tabel 2
PENDAPATAN KLUB DI LIGA CHAMPIONS 2010/11 - Tim-tim yang gagal lolos ke fase knock-out - |
KLUB | FASE GRUP | MARKET POOL | TOTAL |
Panathinaikos | €8,0 juta | €14,37 juta | €22,37 juta |
Bursaspor | €7,6 juta | €12,45 juta | €20,05 juta |
Rangers | €9,2 juta | € 9,32 juta | €18,52 juta |
CFR Cluj | €8,4 juta | €10,01 juta | €18,41 juta |
Werder Bremen | €8,8 juta | € 8,65 juta | €17,45 juta |
Rubin Kazan | €9,2 juta | € 4,56 juta | €13,74 juta |
Auxerre | €8,0 juta | € 5,72 juta | €13,72 juta |
Spartak Moscow | €9,6 juta | € 4,11 juta | €13,71 juta |
Twente | €9,2 juta | € 4,23 juta | €13,43 juta |
Ajax | €9,2 juta | € 3,12 juta | €12,32 juta |
SC Braga | €9,6 juta | € 2,24 juta | €11,84 juta |
Benfica | €4,0 juta | € 3,03 juta | €11,83 juta |
Basel | €8,8 juta | € 2,19 juta | €10,99 juta |
Hapoel Tel-Aviv | €8,8 juta | € 1,30 juta | €10,10 juta |
FK Partizan | €7,2 juta | € 1,31 juta | € 8,51 juta |
MSK Zilina | €7,2 juta | € 0,21 juta | € 7,41 juta |
Lalu, untuk musim 2011/12 yang sebentar lagi akan menggelar kick-off babak 16 besar, apakah klub yang mengangkat trofi di Allianz Arena pada 19 Mei mendatang bakal mengeruk keuntungan terbesar juga seperti Inter dua tahun silam? Atau justru mesti rela menerima penghasilan lebih kecil seperti Barca musim kemarin?
Well, seperti telah dijabarkan di atas, besaran pendapatan satu tim di kancah Liga Champions tak selalu selaras dengan kesuksesan di lapangan, dan satu yang paling pokok lantaran adanya pembagian porsi market pool. Kita nantikan saja. (goal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar